Puasa-Idul Fitri Lahirkan Kebersamaan Membangun Bangsa
“Manusia beriman pascapuasa dan Idul Fitri harus berhasil menampilkan perilaku mulia. Mulia dalam berpikir, mulia dalam berkata, mulia dalam bersikap, dan mulia dalam bertindak, baik untuk diri sendiri maupun untuk sesama dan lingkungan masyarakat,” ujarnya.
Sebab, kata Prof Sagaf yang juga Wakil Ketua Umum MUI Sulteng, Ramadan yang kita jalani selama sebulan penuh adalah sarana pendidikan, sekolah dan madrasah bagi umat Islam dalam mendidik manusia untuk taat dan tunduk terhadap segala ajaran yang di bawah oleh Rasulullah SAW. Nilai-nilai ajaran Islam harus bisa tergambarkan kedalam setiap pribadi muslim.
“Itulah sebabnya nilai puasa tidak hanya kita pahami secara tekstual dalam arti puasa ritual khusus pada bulan Ramadan tetapi puasa harus mampu bermakna kontekstual, yakni nilai-nilainya tidak hanya terjadi pada bulan Ramadan tetapi juga diluar Ramadan, sehingga seolah-olah kita terus berpuasa Ramadan selama setahun berjalan,” ungkap dia.
Dia mengutarakan nilai edukasi Ramadan harus terus dibingkai sehingga menjadi cerminan kehidupan keluarga, lingkungan dan masyarakat bangsa Indonesia. Oleh karenanya pendalaman nilai-nilai pendidikan agama perlu dioptimaalkan bagi kita semua khususnya bagi generasi muda, dan para pelajar Islam. (Ant)