Permintaan Kelapa Muda di Rangkasbitung, Meningkat

LEBAK, BANTEN — Pedagang kelapa muda di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten selama bulan suci Ramadan 1441 Hijriah terpaksa harus mendatangkan komoditas pertanian itu dari wilayah Lebak bagian selatan karena permintaan terus meningkat.

“Akibat permintaan kelapa muda meningkat, saya memesan ke Lebak selatan yang merupakan sentra kelapa,” kata Adang (50), seorang penampung kelapa muda di Jalan Lingkar Selatan Rangkasbitung, Lebak, Senin.

Ia mengaku selama ini merasa kewalahan melayani permintaan kelapa muda dan kebanyakan pemesan adalah para pedagang pengecer.

Para pedagang pengecer tersebut diperkirakan mencapai puluhan di sejumlah lokasi di Rangkasbitung dengan menggelar dagangannya itu di tepi jalan.

“Kami selama bulan Ramadan bisa menghabiskan sebanyak 1.000 kelapa muda dengan harga Rp5 ribu/butir dan jika diakumulasikan mendapat sebesar Rp5 juta/hari,” kata Adang.

Diakuinya omzet pedagang kelapa muda di Rangkasbitung hingga 10 hari bulan suci Ramadan meningkat hingga mencapai 100 persen dibandingkan hari normal.

Wilayah selatan Lebak yang menjadi sentra kelapa di antaranya dipilih untuk memenuhi permintaan itu.

Sebab, dirinya yang biasa mendatangkan kelapa muda dari wilayah Lebak tengah, seperti Kecamatan Cimarga, Leuwidamar, Muncang, Bojongmanik, Cirinten dan Gunungkencana, namun kini cukup kekurangan.

“Kami merasa kewalahan melayani permintaan para pedagang kelapa muda itu, karena selama Ramadan relatif meningkat,” kata Adang.

Sementara itu, Udin (45) seorang pedagang pengecer di Jalan Hardiwinangun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengatakan  omzet pendapatan berjualan kelapa muda selama Ramadan meningkat hingga 70 persen dibandingkan hari normal.

Lihat juga...