Minimnya Pasokan tak Pengaruhi Usaha Kuliner Ikan di Bandar Lampung

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Usaha kuliner dengan sajian utama ikan laut di Teluk Betung, Bandar Lampung, tidak terpengaruh oleh minimnya pasokan ikan.

Surati, pemilik warung makan di Kelurahan Bumi Waras yang menyediakan menu boga bahari (seafood) seperti ikan bakar, pepes, dan pindang, mengatakan meski bahan baku ikan laut minim, usahanya tidak terpengaruh.

Jenis ikan laut yang disediakan di warungnya dominan bekerek, kembung, simba, tengkurungan. Surati juga menyediakan kepiting, udang windu, rajungan dan ikan air tawar berupa gurami, nila, mas dan ikan patin. Berbagai jenis bahan olahan boga bahari dan air tawar juga kerap diselingi dengan daging ayam, menyesuaikan selera konsumen.

Surati, pemilik warung makan di Kelurahan Bumiwaras, Teluk Betung, Bandar Lampung, Sabtu (30/5/ 2020). -Foto: Henk Widi

Sejak sepekan terakhir, Surati menyebut kondisi cuaca perairan pantai Barat dan Teluk Lampung kurang bersahabat. Ombak tinggi dan angin kencang, berimbas nelayan sebagian istirahat melaut. Meski demikian, ia tetap bisa mendapat pasokan bahan baku untuk usaha warung yang dikelolanya, dari tempat pelalangan ikan Gudang Lelang yang juga sekaligus pasar.

“Namun saat ikan laut yang kerap jadi bahan sajian utama tidak ada, masih ada pilihan ikan air tawar serta daging ayam,” terang Surati, saat ditemui Cendana News, Sabtu (30/5/2020).

Pasokan ikan laut yang minim, menurutnya juga belum mempengaruhi harga ikan. Rata-rata ikan laut yang dibeli untuk dijual kembali dalam bentuk olahan kuliner dibeli seharga mulai Rp15.000 hingga Rp30.000 per kilogram. Sementara jenis ikan air tawar yang dibeli dari pemilik kolam ikan, dibeli mulai harga Rp20.000 hingga Rp35.000 per kilogram.

Lihat juga...