HOAX Garam Sebagai Antivirus, ini Sebabnya
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
JAKARTA — Beredar di berbagai WA Group tentang penggunaan garam sebagai antivirus, dinyatakan bisa mempengaruhi masyarakat untuk melakukan tindakan yang tidak efektif dan sudah dinyatakan sebagai HOAX oleh Kominfo.
Pemerhati Kimia Lucia Y Kippuw menyatakan selama ini belum pernah ada penelitian terhadap Natrium Chlorida (NaCl) sebagai antivirus.
“Harus dipertanyakan, apakah yang menulis itu memang pasien COVID 19, atau cuma terkena radang tenggorokan biasa. Apakah sudah ada pengujian yang sesuai kaidah dan statistika terkait hal itu?. Tidak boleh sembarangan memberi pernyataan,” kata Lucia saat dihubungi, Jumat (22/5/2020).
Ia menyatakan, Coronavirus itu merupakan virus yang memiliki amplop atau selubung yang tersusun dari glycoprotein membran. Di selubung tersebut juga ada spike yang tersusun dari glycoprotein membran.
“Protein larut dalam lemak. Tidak polar. NCoV akan lenyap jika selubungnya hancur. Garam itu sangat polar. Secara kimiawi dia tidak bisa melarutkan protein maupun lemak. Karena prinsip solve disolve like,” urai Lucia lebih lanjut.
NaCl atau garam dapur, menurutnya, adalah senyawa garam yang terbentuk dari reaksi asam kuat dan basa kuat. Hasil reaksi seperti ini pH nya netral, yaitu 7,0.
“Salah satu syarat untuk menghambat microorganism itu dengan pH yang rendah. NaCl tidak memenuhi itu,” ujarnya lagi.
Lucia menyatakan bahwa memang benar ada aktivitas antibakteri di NaCl. Contohnya ketika kita mengawetkan ikan atau daging bisa pakai NaCl.
