Harga Jual Ayam Pedaging di Lamsel Mulai Naik

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Sejumlah peternak ayam pedaging (broiler) di Lampung Selatan mulai bernapas lega, seiring harga komoditas tersebut yang mengalami kenaikan sejak sepekan menjelang Idulfitri.

Devi, pedagang ayam pedaging di Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan, menyebut sejak awal Maret lalu harga ayam pedaging mengalami penurunan akibat berkurangnya permintaan.

Ia mengatakan, faktor anjloknya harga ayam imbas sejumlah rumah makan, restoran tidak beroperasi. Selama masa pandemi Coronavirus Disease (Covid-19), harga ayam mencapai Rp25.000 per ekor. Harga tersebut, menurutnya merupakan harga terendah sejak tiga tahun terakhir. Sedangkan kenaikan harga mulai berlangsung sepekan jelang Idulfitri ini, menjadi Rp35.000 per ekor.

Suyatinah (kanan), membeli ayam hidup dari Devi (kaos merah) untuk stok kebutuhan hari raya Idulfitri 1441 Hijriah, Senin (18/5/2020). -Foto: Henk Widi

Normalnya, harga ayam hidup (livebird) menurutnya menguntungkan bagi peternak seperti dirinya. Sebab, ayam pedaging diperoleh dari peternak skala besar (feedoler) ditampung pada kandang miliknya. Pada proses penggemukan selanjutnya ia membutuhkan biaya operasional dan pemberian pakan. Namun, harga jual anjlok imbas Covid-19.

“Faktor daya beli masyarakat yang menurun selama masa pandemi Covid-19, menjadi alasan harga ayam hidup anjlok. Sejumlah usaha kuliner juga memilih tutup selama Ramadan, sehingga penjualan menurun,” terang Devi, ditemui Cendana News, Senin (18/5/2020).

Pemesan ayam pedaging sepekan jelang Idulfitri, diakui Devi merupakan warga untuk penyiapan hidangan istimewa. Ayam pedaging menjadi pilihan untuk pembuatan opor ayam dan olahan kuliner. Permintaan ayam pedaging dalam kondisi hidup rata-rata mencapai 5 ekor, dengan berat per ekor rata-rata satu kilogram. Kenaikan harga, menurutnya menutup biaya operasional.

Lihat juga...