Warga Pendatang di Sikka Diminta Disiplin Karantina Mandiri

Editor: Koko Triarko

“Kita juga telah merekrut 50 relawan dan besok 117 orang akan disebar lagi ke desa. Para relawan ini bertugas memberikan edukasi kepada masyarakat soal Covid-19, sehingga diharapkan tidak ada lagi penolakan soal lokasi karantina,” ujarnya.

Pety, warga desa Iantena, dan Igo warga desa Geliting, kecamatan Kewapante, mengaku kesal dan marah atas informasi dari pemerintah desa yang menyebutkan keduanya, suami istri dan positif Covid-19.

Menurut Pety, kepala desa menyampaikan kepada warga dan Posko Covid-19 kabupaten Sikka, bahwa keduanya positif  dan tetangga mereka di Makassar meninggal karena Covid-19.

“Kami juga tidak tahu informasi itu, bahkan kami dibilang suami istri dan positif Covid-19. Di Makassar saja kami hanya di dalam rumah saja, karena tidak ada pekerjaan, sehingga tidak mengetahui ada informasi ini,” tuturnya.

Pety mengaku bersama teman lelakinya, Igo, baru tiba dari Makassar dengan pesawat Wings Air dan saat berada di bandara oleh petugas Posko Covid-19 disuruh menunggu.

Keduanya pun menjalani screening dan dicek suhu tubuhnya, ditanya  mengalami gejala flu dan batuk serta riwayat perjalanan dan tempat tinggal di Sulawesi Selatan.

“Saat dites, suhu tubuh saya 36.4 derajat Celsius dan teman saya Igo  36,7 derajat Celsius.Kami dua bukan suami istri, tetapi teman sama-sama di Makassar dan kebetulan dari kecamatan yang sama di Sikka,” jelasnya.

Pety dan Igo mengaku kesal, karena keduanya dijemput menggunakan mobil ambulans dan dikatakan positif Covid-19 tanpa ada pemeriksaan medis terlebih dahulu sesuai protokol kesehatan.

Padahal, sebut dia, dari Makassar telah menjalani pemeriksaan lengkap, bahkan di bandara juga diambil darahnya dan dites kesehatan terlebih dahulu sebelum berangkat.

Lihat juga...