Transportasi Laut dan Darat di Lamsel Alami Penurunan Omzet

Editor: Makmun Hidayat

“Mudik lebaran dengan volume kendaraan, penumpang menyeberang tinggi dipastikan tidak akan terjadi tahun ini berdampak bagi usaha tranportasi laut,” tegas Asmuni.

Selain transportasi kapal laut, sejumlah pemilik usaha travel alami penurunan omzet imbas penumpang berkurang. Supri, pencari penumpang untuk travel PT Purnagama mengaku berkurangnya warga menyeberang dari Merak ke Bakauheni membuat jumlah penumpang travel menurun drastis. Pada kondisi normal dari dua kapal yang sandar satu travel berpenumpang 8 orang cepat penuh.

“Dua pelayanan kapal sandar setengah jam saja travel bisa terisi penumpang lalu berangkat ke terminal Rajabasa,kini harus menunggu dua jam,” cetusnya.

Mulyadi Saleh, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lampung Selatan saat ditemui Cendana News di Pelabuhan Bakauheni, Selasa (7/4/2020). -Foto Henk Widi

Sebagai penyedia jasa pencari penumpang, Supri menyebut hasil yang diperoleh anjlok. Sehari ia kerap bisa memperoleh hasil sebanyak Rp150.000 dari sopir. Sebab satu penumpang yang diperolehnya ia mendapat bagian sebanyak Rp10.000. Berkurangnya jumlah penumpang imbas Covid-19 membuat perusahaan travel memilih mengurangi armada mengurangi biaya operasional.

Penurunan jumlah penumpang berimbas usaha transportasi merugi diakui Mulyadi Saleh, Kepala Dinas Perhubungan Lamsel. Ia menyebut mendapat laporan dari Organda, pemilik travel, angkutan pedesaan mengalami penurunan hasil hingga 70 persen. Terlebih trayek antar jemput dalam provinsi mengandalkan penumpang di Pelabuhan Bakauheni.

“Sejak ada imbauan kebijakan jaga jarak atau physical distancing pengusaha tranportasi darat alami kemerosotan penghasilan,” bebernya.

Lihat juga...