Perempuan-perempuan Tangguh di Pengawasan KKP
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
”Saya telah bertugas selama 10 tahun sebagai Pengawas Perikanan, dan pernah bertugas di Tual, Merauke dan Sorong,” jelas Togu.
Sebagai Pengawas Perikanan, Togu mengakui bahwa tugasnya tidaklah mudah. Ia menyadari bahwa tugas membina nelayan dan menjadikan mereka pelaku usaha yang taat (comply) pasti banyak memiliki tantangan.
”Yah tentu tidak mudah, mengajak orang mematuhi peraturan perundang-undangan khan pasti tidak mudah. Kadang-kadang ada permasalahan kultur juga. Tapi kita semua belajar bagaimana menggunakan pendekatan yang baik,” ujar Togu yang pernah meraih beasiswa Australian Awards dan mengenyam pendidikan di Australia ini.
Hari Kartini bagi Tri dan Togu merupakan momen bagi perempuan-perempuan Indonesia untuk bicara kesetaraan. Mereka bisa menjadi gambaran bahwa perempuan Indonesia adalah perempuan yang hebat, terbukti dengan capaian prestasi dalam penugasan di bidang pengawasan. Hari Kartini ini juga momen yang baik untuk mengirimkan pesan bahwa kelautan dan perikanan membutuhkan lebih banyak kiprah perempuan Indonesia.
Nama Pengawas Perikanan saat ini semakin masyhur dikarenakan keberhasilan dan kegigihan mereka dalam menangkap pelaku illegal fishing di tengah kondisi tanggap darurat COVID-19.
Para wanita tangguh pengemban tugas sebagai Pengawas Perikanan ini memiliki tugas tak mudah, yakni mengawasi tertib pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang perikanan termasuk berhadapan dengan para pelaku Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing dan juga destructive fishing.
”Saat ini Kami memiliki 62 orang Pengawas Perikanan wanita pada Unit Pelaksana Teknis dan Satuan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia,” ungkap Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Tb Haeru.