Perekonomian Global Diprediksi Alami Resesi Akibat Covid-19
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengungkapkan sejumlah lembaga keuangan dunia telah merevisi estimasi mereka terhadap pertumbuhan ekonomi global, yang semula diperkirakan tumbuh 3 persen, kini semua memprediksi perekonomian global akan mengalami resesi akibat dampak Covid-19.
“JP Morgan, pada 20 Maret 2020 merilis ekonomi global akan tumbuh negatif di angka -1,1 persen. Kemudian The Economist Intellegence Unit pada 26 Maret 2020 merilis ekonomi global tumbuh negatif -2,2 persen, lalu IMF juga merilis hal yang sama, bahwa ekonomi global akan tumbuh negatif,” tandas Menkeu melalui sambungan video conference di Jakarta, Rabu (1/4/2020).
Menkeu menyampaikan, bahwa semua negara, khususnya negara-negara G20 kini memiliki persepsi yang sama, bahwa dunia saat ini tengah menghadapi situasi yang tidak biasa (extra ordinary).
Karena itu, dibutuhkan tindakan dan paket kebijakan yang juga bersifat tidak biasa, yang merupakan kombinasi antara fiskal, moneter dan relaksasi di sektor keuangan.
“Australia, misalnya, mereka meluncurkan paket kebijakan sebesar 9,7 persen dari PDB atau A$189 miliar. Ini sudah termasuk A$125 miliar untuk memastikan aliran kredit di perekonomian mereka,” terang Menkeu.
Negara lain adalah Kanada, yang meluncurkan 6,0 persen PDB atau US$138 miliar, termasuk US$85 miliar dukungan untuk keberlangsungan bisnis.
Lalu, Tiongkok sebesar 1,2 persen dari PDB atau RMB 1,3 triliun. Perancis sebesar 2 persen PDB atau EUR45 miliar. Korea Selatan sebesar 0,8 persen PDB atau KRW16 triliun. Amerika Serikat sebesar 10,5 persen PDB atau US$ 2,1 triliun. Singapura sebesar 10,9 persen PDB atau S$54,4 miliar.