Pemulihan Ekonomi Sulut dan NTB Tergantung Penanganan Covid-19

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

JAKARTA — Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), merupakan dua wilayah yang pertumbuhan ekonominya sangat bergantung pada sektor pariwisata. Saat pandemi Covid-19 mewabah di Tanah Air, dua wilayah tersebut mengalami dampak yang cukup parah.

Dalam agenda Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) dengan dua provinsi itu yang dihelat secara virtual, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa mengatakan, pemulihan ekonomi Sulut dan NTB sangat bergantung pada seberapa lama Covid-19 tertangani.

“Jika durasi pandemi ini berlangsung lama maka perekonomian daerah akan terganggu, kapasitas pendanaan infrastruktur pemerintah daerah melemah. Konsekuensinya masa pemulihan membutuhkan waktu yang lebih lama,” terang Suharso, Rabu (29/4/2020) di Jakarta.

“Begitu pula sebaliknya, jika kita bisa mengatasi pandemi ini dengan relatif cepat, maka faktor-faktor produksi tidak terlalu lama menganggur atau rusak, sehingga roda perekonomian bisa segera berputar dengan kapasitas penuh,” sambungnya.

Berdasarkan data yang diterima Bappenas, saat ini Sulut termasuk daerah yang memiliki resiko penularan menengah dengan total kasus per April 2020 ini masih di bawah 50. Sedangkan NTB sedikit lebih tinggi, yakni 206 kasus.

Terkait penanganan pandemi covid-19, Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey melaporkan kepada Kepala Bappenas, bahwa pihaknya telah melaksanakan refocusing dan realokasi penggunaan APBD yang di antaranya digunakan untuk membantu masyarakat yang berada di golongan pendapatan terendah yang berjumlah 741.342 Orang atau 182.026 KK, yang tersebar di 15 kabupaten/kota.

Lihat juga...