Tingkat Konsumsi Tinggi, Sektor Perikanan Gerakkan Ekonomi di Sikka
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Selama 10 tahun terakhir sebutnya, ada peningkatan produksi ikan yang sangat siginfikan dimana banyak ikan pelagis dan demersal yang lebih banyak dikonsumsi masyarakat lokal.
“Sektor perikanan sangat berpotensi menggerakan perekonomian masyarakat di kabupaten Sikka. Banyak investor pun menanamkan modalnya sehingga bisa menyerap tenaga kerja lokal,” ucapnya.
Untuk tahun 2019 kata Paul, total produksi perikanan sebanyak 19.287,3 ton dengan pendapatan sebesar Rp.351,82 miliar. Sementara bukan ikan sejumlah 386,63 ton dengan pendapatan Rp.24,22 miliar.
Sementara itu, H. Mahmud, salah seorang nelayan yang ditemui di TPI Alok Maumere mengakui, permintaan ikan memang sangat tinggi namun saat musim ikan layang dan tongkol melimpah, harganya pun anjlok dan pabrik ikan tidak membeli.
Menurutnya, melimpahnya ikan layang dan tongkol saat bulan Desember hingga Maret membuat harga ikannya sangat murah, dan nelayan pun terpaksa menjual karena tidak bisa dibekukan.
“Kalau ikan melimpah terpaksa kami jual dengan harga murah karena pabrik juga tidak mau menampungnya. Pabrik hanya menampung ikan tongkol, cakalang dan tuna yang berukuran besar saja sementara ikan selar, layang dan anak tongkol tidak dibeli,” tuturnya.