Permintaan Bahan Jamu di Lamsel, Meningkat

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Permintaan bahan jamu tradisional di Lampung Selatan, mengalami peningkatan, yang menurut sejumlah pedagang disebabkan adanya virus Corona. Jamu yang bisa membuat daya tahan dan menjaga stamina, banyak diburu untuk mencegah terjangkit virus tersebut.

Suminah dan suaminya, Sumiran, pengepul tanaman bahan jamu di Dusun Cibanjar, Desa Ruang Tengah, Kecamatan Penengahan, jamu tradisional yang paling banyak diminati adalah beras kencur, kunyit asam dan jahe.

Olahan jamu tradisional yang sedang naik daun, membuat ia harus berkeliling mencari bahan jamu ke pekarangan warga. Tanaman jamu sebagian diperoleh dari membeli ke warga yang menanam di pekarangan.

Menurutnya, permintaan bahan jamu yang sekaligus sebagai bahan bumbu, meningkat dua kali lipat. Pada kondisi normal, permintaan bahan jamu mencapai 10 kuintal per pekan. Kini permintaan menjadi 20 kuintal per pekan.

Sumiran melakukan proses pembersihan tanaman lengkuas yang akan dipanen dari pekarangan warga di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, Sabtu (7/3/2020). -Foto: Henk Widi

Bahan jamu tersebut diperoleh dengan cara memanen sendiri pada kebun milik warga. Proses menggali, membersihkan rimpang dilakukan bersama sang suami.

“Pemanenan tanaman jamu dilakukan langsung di kebun pemilik setelah proses pembersihan rimpang jahe, lengkuas, kunyit, serai akan ditimbang,” terang Suminah, saat ditemui Cendana News, Sabtu (7/3/2020).

Suminah menyebut, meski permintaan meningkat harga tanaman bahan jamu tetap stabil pada level petani. Ia membeli bahan jamu dari petani dengan harga bervariasi. Jenis tanaman kunyit dibeli dari petani seharga Rp2.000, lengkuas Rp3.000, jahe Rp8.000, temu lawak Rp3.000, kencur Rp10.000 per kilogram. Harga tersebut relatif stabil, meski permintaan meningkat.

Lihat juga...