Pedagang Jamu Tradisional Alami Peningkatan Pesanan Imbas Corona

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Pelanggan jamu tradisional menurut Supiati dominan sejumlah ibu rumah tangga. Namun semenjak Covid-19 muncul sejumlah ibu rumah tangga membelikan jamu bagi suami dan anak.

Menjaga stamina tubuh yang dilakukan dengan meminum jamu tradisional menurutnya menjadi alternatif. Sebab selain meminum jamu asupan gizi seimbang, makan dan olahraga teratur bisa menjaga kesehatan.

“Jamu tradisional memiliki khasiat menghangatkan badan sehingga stamina selalu terjaga dengan baik,” paparnya.

Permintaan jamu tradisional atau kerap dikenal jamu gendong yang meningkat menurut Supiati berimbas pada omzet. Dalam sehari berjualan ia menyebut bisa menjual sekitar 200 porsi jamu.

Jenis jamu yang dipesan meliputi beras kencur, kunyit asem, sirih, air jahe. Selain langsung diminum jamu bisa dibawa pulang. Dijual seharga mulai Rp2.000 hingga Rp5.000 ia memastikan khasiat jamu tradisional cukup bagus untuk stamina tubuh.

Supiati menyebut peningkatan penjualan jamu tradisional imbas Covid-19 sekaligus meningkatkan minat akan jamu. Sebab saat mendengar jamu sebagian orang akan membayangkan rasa pahit.

Padahal sejumlah jamu yang diracik olehnya memiliki berbagai varian rasa. Bagi anak-anak yang tidak suka jamu memiliki varian rasa jeruk, anggur dan stroberi. Selain terjangkau jamu yang dijual olehnya juga menyehatkan.

“Saya juga menyediakan sari jahe merah yang bagus untuk kesehatan siap diseduh kapan saja,” cetus Supiati.

Pedagang jamu lainnya bernama Murtinah mengaku permintaan akan jamu meningkat. Sebab ia menyebut sebagian warga ingin meningkatkan daya tahan dan kekebalan pada penyakit.

Murtinah, salah satu pedagang jamu tradisional di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, menyiapkan air jahe kunyit, paitan, sirih yang semakin banyak diminati masyarakat semenjak muncul virus Corona, Selasa (3/3/2020) – Foto: Henk Widi
Lihat juga...