Panic Buying dan Karantina Wilayah Berpotensi Picu Inflasi Pangan

Seorang pelanggan bermasker terlihat diantara rak mie instan yang kosong di supermarket, akibat meluasnya penyebaran virus COVID-19, di Taipei, Taiwan, Sabtu (21/3/2020) – Foto Ant

SINGAPURA – Kebijakan karantina wilayah dan belanja dalam skala besar-besaran atau panic buying, akibat pandemi virus corona, berpotensi memicu inflasi pangan dunia. Banyak pasokan bahan pangan, biji-bijian dan minyak dari negara-negara pengekspor utama, dinilai tidak mampu mencegah kejadian tersebut.

“Pembelian panik dari importir besar seperti pabrik atau pemerintah dapat menciptakan krisis. Ini bukan masalah pasokan, tetapi pada perubahan perilaku atas keamanan pangan. Bagaimana jika pembeli massal berpikir mereka tidak bisa mendapatkan gandum atau beras pada Mei atau Juni? Itulah yang dapat menyebabkan krisis pasokan pangan global,” tutur Abdolreza Abbassian, ekonom senior FAO, Organisasi Pangan Dunia, Minggu (22/3/2020).

Menghadapi pandemi corona, negara-negara terkaya di dunia menggelontorkan bantuan, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal itu dipicu tekanan terhadap ekonomi global, ketika kasus-kasus virus corona meningkat di seluruh Eropa dan Amerika Serikat, dengan jumlah kematian di Italia melebihi yang terjadi di China daratan tempat virus itu berasal.

Dengan lebih dari 270.000 infeksi, dan lebih dari 11.000 kematian, epidemi ini mengejutkan dunia. Bahkan jika dibandingkan dengan periode seperti Perang Dunia II dan pandemi flu Spanyol di 1918.

Saat ini, konsumen di seluruh dunia dari Singapura hingga Amerika Serikat, telah mengantre di pasar swalayan dalam beberapa minggu terakhir. Mereka melakukan itu untuk memperoleh persediaan barang-barang mulai dari beras, pembersih tangan, hingga tisu toilet.

Patokan global Chicago wheat futures naik lebih dari enam persen pada minggu ini, menjadi kenaikan mingguan terbesar dalam sembilan bulan terakhir. Sementara harga beras di Thailand, eksportir biji-bijian terbesar kedua di dunia, telah naik ke level tertinggi sejak Agustus 2013.

Lihat juga...