Kerak Telor, Jadi Kudapan Budaya nan Masih Diburu

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

BEKASI — Wajan berisi telur Bebek bercampur ketan dan aneka rempah dipadu dalam serundeng terus dibolak-balik di atas bara api yang terus menyala karena kipasan tangan kanan Bang N’din yang ikut bekerja dalam membuat pesanan.

Syamsudin akrab disapa Bang N’din, salah satu penjual kerak telur yang masih bertahan. Dia sudah 21 tahun berjualan kudapan yang terus melegenda dan bertahan di tengah gempuran aneka makanan yang terus menjamur di wilayah Jabodetabek.

Baginya, berjualan Kerak Telur adalah salah satu cara untuk terus mempertahankan budaya Betawi agar tetap dikenal. Karena bagian tak terpisahkan dari budaya Betawi dan Jakarta tentunya.

“Saat ini lebih dikenal sebagai makanan event, setiap ada giat budaya pasti menghadirkan kerak telur. Saya orang Betawi asli, dan ingin tetap dikenal kegurihan dan keistimewaannya,” ujat Bang N’din kepada Cendana News, ditemui di Pekayon, Kota Bekasi saat giat seni khas Betawi, Sabtu (7/3/2020).

Bang N’din, mengaku sudah 21 tahun berjualan, mulai dari harga Rp2500 sampai sekarang Rp25 ribu. Harga tertinggi untuk kerak telur berbahan telur bebek, sedangkan telur ayam ras Rp20 ribu.

Menurutnya harga tersebut sudah sejak tiga tahun dan sampai sekarang belum ada kenaikan. Namun demikian saat ini hanya ada di event-event budaya, atau saat HUT Jakarta sudah ada tempat khusus di wilayah PRJ.

“Kalo hari biasa ga ada even, mangkal saja di rumah hanya terima go food. Sabtu-Minggu, baru keluar ke berbagai wilayah seperti Bekasi atau Jakarta yang ada giat seni budayanya,”ujar Bang N’din.

Informasi pun di dapat melalui grup paguyuban budaya atau sesama pedagang kerak telur sendiri, untuk event. Terkadang dihubungi langsung oleh event organizer yang melaksanakan kegiatan budaya sehingga telah disediakan tempat khusus.

Lihat juga...