Indonesia-Belanda Sepakat Perkuat Kerja Sama Tiga Sektor

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Belanda juga akan terus menjalin hubungan ekonomi yang baik dengan Indonesia, mengingat beberapa perusahaan multi nasional milik negara tersebut sudah beroperasi di Indonesia dalam jangka waktu sangat lama.

Mereka juga berharap proses berinvestasi untuk ekspansi usaha perusahaan-perusahaan tersebut akan semakin mudah dengan adanya reformasi regulasi di Indonesia.

“Usaha mereformasi regulasi adalah tugas yang cukup menantang. Maka dari itu, kami dukung usaha tersebut (untuk Indonesia),” tukas Sigrid.

Berdasarkan data Kemenko Perekonomian, Belanda merupakan mitra dagang terbesar ke-15 dan investor terbesar ke-9 bagi Indonesia. Perdagangan bilateral dengan negara kincir angin ini selalu menunjukkan surplus bagi Indonesia.

Pada tahun 2018 saja, nilai perdagangan bilateralnya mencapai US$ 5,14 miliar, di mana ekspor mencapai US$ 3,90 miliar dan impor senilai US$1,24 miliar. Sedangkan di 2019, nilai total perdagangan kedua negara sempat menurun 21,7 persen sehingga menjadi US$4,2 miliar.

Selain itu, Belanda juga merupakan negara tujuan ekspor terbesar ke-11 bagi Indonesia, dengan komoditas utama (berdasarkan HS4) antara lain: minyak sawit (19,16 persen), kopra (11,31 persen), asam lemak monokarboksilat (10,69 persen), asam monokarboksilat asiklik tak jenuh (5,97 persen), timah (5,41 persen).

Sementara itu, komoditas impor Indonesia dari Belanda, yaitu: distilasi coal tar (25,17 persen), kendaraan angkutan barang (7,10 persen), minyak bumi (4,39 persen), benang tow artifisial (2,64 persen), bahan makanan (2,12 persen).

Dari sisi pariwisata, jumlah wisatawan Belanda ke Indonesia pada 2019 sebanyak 215.287 orang, menempati urutan ke-4 terbesar dari Eropa dan ke-16 dari seluruh dunia. Tren peningkatan kunjungan rata-rata 4,88% per tahun sejak 2014.

Lihat juga...