Demam Berdarah Makin Mengganas di Sikka
Editor: Koko Triarko
Sementara itu dokter spesialis anak RS TC Hilllers Maumere, dr. Maria B. Nara, Sp.A., mengatakan ruangan Melati yang khusus menangani rawat inap pasien anak telah penuh, meskipun telah ada penambahan tempat tidur.
Untuk mengatasinya, jelas Mario, pasien dipindahkan ke ruangan perawatan lainnya untuk orang dewasa maupun paviliun untuk kelas 1, karena ruangan perawatan lainnya di poliklinik juga telah dipakai merawat 8 pasien anak-anak.
“Semua ruangan telah penuh, termasuk sebuah ruangan di dalam poliklinik yang kosong juga telah penuh oleh pasien anak-anak. Kita berharap kasusnya tidak terus mengalami peningkatan,” ujarnya.
Mario juga menjelaskan, korban meninggal dari Magepanda bernama Sisilia dirujuk dari Puskesmas Magepanda syock atau Dengue Hemoragi Fever (DHF) Grade 3 atau Dengue Syock Syndrom, namun sempat membaik saat ditangani di Unit Gawat Darurat (UGD).
Sementara pasien satunya, terang dia, saat dirujuk sedang mengalami syock dan sedang tertular demam berdarah Grade 2, di mana pasien mengalami muntah darah dan keluar darah dari hidung, sehingga dipindahkan dari UGD ke Intensive Care Unit (ICU).
Data yang diperoleh Cendana News, menyebutkan hingga Sabtu (29/2/2020) sudah terdapat 984 pasien DBD, kasusnya sudah menyebar di 21 kecamatan di kabupaten Sikka dengan jumlah tertinggi berasal dari Magepanda, Nita, Alok, Alok Barat dan Alok Timur.
Pasien demam berdarah yang meninggal di RS TC Hillers Maumere, Elisabeth Maria, balita berusia 1,7 tahun, meninggal Selasa (7/1/2020), Yohanes Yuliano Putra Bang umur 2,7 tahun, Selasa (21/1/2020).
Selain itu, Adrianus A. Tani Wangge, berusia 6 bulan yang meninggal Rabu (5/2/2020) dan Rifalno Susanto Yulfrus usia 4 tahun asal desa Nitakloang, kecamatan Nita, yang meninggal, Jumat (14/2/2/2020) malam.