PEKANBARU — Jumlah titik panas yang menjadi indikasi awal kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau melonjak pada Selasa menjadi 78 titik, dibandingkan dengan kondisi Senin petang (2/3) yang tercatat ada 65 titik panas.
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Mia Vadilla dalam keterangan pers di Pekanbaru, Selasa (3/3/2020), menyatakan satelit pada pukul 06.00 WIB menunjukkan 91 titik panas di wilayah Sumatera. Lokasi terbanyak di Riau dengan 78 titik.
Lokasi dengan titik panas terbanyak adalah Kabupaten Pelalawan dengan 22 titik. Daerah ini berdekatan dengan Kota Pekanbaru dan jadi langganan karhutla setiap tahun.
Satelit juga menunjukkan titik panas di Kota Dumai mencapai 16 titik, kemudian di Bengkalis (10), Indragiri Hilir (8), Siak (7), Kepulauan Meranti (6), Rokan Hilir (6), Indragiri Hulu (2), dan Kampar (1).
Mia Vadilla menyatakan 50 titik yang tercatat punya keakuratan hingga di atas 70 persen sehingga dipastikan itu titik api. Lokasi paling banyak juga di Pelalawan dan Dumai.
Riau kini sudah berstatus siaga darurat karhutla hingga 31 Oktober 2020. Berdasarkan pantauan, Satgas Karhutla Riau terus berjibaku memadamkan kebakaran lahan hingga malam hari.
Kebakaran lahan gambut pada Senin malam (2/3) di daerah Parit Indah perbatasan Pekanbaru-Kampar dipadamkan oleh Satgas Karhutla Riau setelah mendapat laporan dari warga. Kebakaran lahan di lokasi tersebut hanya berjarak sekira 10 meter dari permukiman penduduk.
Kebakaran lahan pada awal pekan ini juga menyebabkan satwa ular piton sepanjang empat meter mati terpanggang. Ular piton atau sanca itu ditemukan tim pemadam kebakaran gabungan saat memadamkan kebakaran lahan di Kecamatan Payung Sekaki.