Terserang Ulat Grayak, Jagung Petani di Sikka tak Berbulir
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MAUMERE – Nasib naas menimpa petani jagung di desa Watugong, kecamatan Alok Timur, kabupaten Sikka, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), tanaman jagungnya yang sudah berbunga dan berbulir terpaksa tidak bisa dipanen.
Puluhan hektare dari sekitar 300 hektare lahan jagung yang berada persis di samping landasan pacu Bandara Frans Seda Maumere dan berjarak hanya sekira 200 meter tersebut, semuanya mengalami kerusakan parah.
“Mau bagaimana lagi Pak, kami hanya menangis menatap lahan jagung kami yang sudah berbunga dan ada yang mengeluarkan tongkol. Namun bulir jagungnya tidak ada,” kata Nikomia Nia, petani jagung desa Watugong, kecamatan Alok Timur, kabupaten Sikka, provinsi NTT, Senin (17/2/2020).

Nia terlihat menahan sedih saat bupati Sikka mengunjungi lahan kebun miliknya yang berada persis di jalan usaha tani, guna melihat langsung kondisi tanaman jagung petani yang mengalami puso tersebut.
Dirinya mengaku, usahanya untuk menyiapkan lahan dengan cara mencangkul, menanam dan membersihkan rerumputan di lahan jagung miliknya selama hampir 3 bulan, terasa sia-sia.
“Paling hanya 10 persen saja yang bisa menghasilkan, tetapi itu pun tongkol jagungnya kecil-kecil. Tanaman jagung terpaksa kami biarkan saja soalnya pasti sudah tidak ada harapan panen berhasil,” ungkapnya.
Saban hari kata Nia, dirinya harus berjalan kaki dari rumahnya menuju kebun jagung yang berjarak sekira 500 meter dari rumahnya, hanya untuk menggarap lahan jagung yang setahun sekali ditanami.