Serangan Hama Ulat Grayak di Sikka Terus Meningkat

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Serangan hama ulat Grayak di sentra produksi jagung kabupaten Sikka, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), di wilayah kecamatan Kangae kian meluas dan intensitas serangan sudah masuk kategori sedang dan berat.

Jumlah luas areal tanaman jagung di kecamatan Kangae sebesar 1.900 hektar dengan jenis jagung Hibrida dan jagung Komposit atau jagung lokal yang selama ini telah ditanam petani secara turun temurun.

“Kalau lihat serangan seperti ini maka kemungkinan besar jagung bisa gagal panen. Hamanya semakin hari semakin banyak menyerang tanaman jagung,” kata Kontasia Kasia, petani jagung di desa Habi, kecamatan Kangae, kabupaten Sikka, provinsi NTT, Senin (3/1/2020).

Kontasia menyebutkan sudah hampir dua minggu jagung yang sudah berumur sebulan juga mulai layu karena tidak ada hujan dan panas terik sehingga para petani mulai frustasi.

Petani sebutnya berharap agar pemerintah bisa memberikan bantuan kepada petani sebab kalau gagal panen petani tidak bisa buat apa-apa, apalagi banyak yang hanya berharap pada hasil panen jagung.

“Kami mau tanam kacang hijau tetapi benihnya tidak ada, apalagi stok benih jagung juga sudah habis. Kalau tidak hujan maka tanam kacang hijau juga sama saja hasilnya,” tuturnya.

Kontasia menyebutkan, di lokasi Buket desa Habi luas lahan jagung secara keseluruhan bisa mencapai 100 hektare lebih karena sebagian besar merupakan hamparan dan tanahnya rata.

Martinus Ben, kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) kecamatan Kangae, menyebutkan, dari total 1.900 hektare lahan jagung di 9 desa di wilayah kecamatan ini, hanya desa Mekendetung saja yang lahan jagungnya belum terserang hama ulat Grayak.

Lihat juga...