Puluhan Nelayan Aceh Masih Ditahan di Sejumlah Negara

BANDA ACEH – Sebanyak 57 orang nelayan asal Provinsi Aceh masih ditahan di sejumlah negara di Asia, dengan tuduhan melanggar batas perairan antarnegara, dan pemerintah didesak untuk advokasi nelayan itu agar dapat segera kembali.

“Ada 57 orang nelayan kita yang ditahan di luar negeri,” kata Sekjen Panglima Laot Aceh, Miftach Cut Adek, di Banda Aceh, Rabu (5/2/2020).

Dia menyebutkan, 57 nelayan kecil Aceh yang ditahan itu tersebar di Thailand, Myanmar, dan India.

Ia juga mengungkap, seorang nelayan bernama Jamaluddin sedang menjalani hukuman penjara selama tujuh tahun di Myanmar.

Menurut dia, Jamaluddin sebagai cukong ini ditangkap bersama 15 nelayan Aceh lainnya pada akhir 2018, namun satu orang meninggal setelah melompat ke laut karena panik saat penangkapan, namun 14 lainnya dideportasi ke negara asalnya setelah sempat ditahan.

Kemudian, kata dia, 25 orang nelayan Aceh juga dipenjara di Jail Andaman dan Nicobar. Mereka ditangkap dalam bulan yang berbeda pada 2019, karena melanggar batas teritorial akibat terbawa ombak dan badai besar, serta juga karena rusak mesin kapal.

“Dan yang kemarin ditangkap di Thailand, ada 31 orang, yang berangkat 12 Januari 2020 dan ditangkap pada 21 Januari. Jadi, jumlah semuanya 57 orang,” katanya.

Ia menjelaskan, sejauh ini pihaknya tidak dapat berkomunikasi dengan para nelayan tersebut, kecuali pihak KBRI. Namun informasi yang didapatkan, katanya para nelayan Aceh dalam kondisi sehat, meskipun berada di bui.

Menurut Miftach, ada tiga faktor yang menyebabkan para nelayan Aceh melewati batas teritorial negara, pertama karena alami masalah cuaca seperti kabut asap yang melanda Aceh beberapa waktu lalu, sehingga tersesat ke wilayah negara lain.

Lihat juga...