Potensi Melimpah, Budidaya Rumput Laut Belum Tergarap Maksimal
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Potensi budidaya rumput laut jenis spinosum (Eucheuma spinosum) yang melimpah di pesisir timur Lampung Selatan (Lamsel) belum tergarap maksimal.
Amran Hadi, pemilik usaha budidaya rumput laut putih atau dikenal spinosum menyebut hasil produksi sekali panen bisa mencapai 1 hingga 2 ton. Hasil tersebut menyesuaikan jumlah jalur tambang yang digunakan untuk budidaya rumput laut.
Sebagai pembudidaya sekaligus ketua kelompok Sinar Semendo, sebagai petani rumput laut ia memastikan produk dijual ke pengepul. Pengepul akan menjual hasil panen rumput laut yang sudah kering untuk dikirim ke pabrik.
Rumput laut spinosum di level petani menurutnya dijual seharga Rp10.000 per kilogram. Harga tersebut lebih murah dari jenis rumput laut merah atau katonii (Eucheuma Cattonii) yang mencapai Rp13.000 per kilogram.
Ketiadaan alat, pabrik pengolahan rumput laut menurut Amran Hadi berimbas penjualan dilakukan saat kering. Usulan adanya pelatihan, pembuatan pabrik pengolahan rumput laut sejak tahun 2011 menurutnya belum direalisasikan.
Padahal sebagai produk hasil kelautan rumput laut yang sudah diolah bisa memiliki harga jual tinggi untuk bahan kosmetik dan makanan.
“Lokasi budidaya yang jauh dari pabrik berimbas biaya distribusi masuk dalam operasional sehingga harga rumput laut pada level petani rendah, padahal jika ada tempat pengolahan bahan baku harga bisa terdongkrak,” terang Amran Hadi saat dikonfirmasi Cendana News di pesisir pantai timur Lamsel, Jumat (14/2/2020).
Potensi budidaya rumput laut menurut Amran Hadi bisa menjadi investasi bulanan bagi warga pesisir. Sebab dengan bibit yang dibeli seharga Rp1.000 per kilogram potensi satu kilogram rumput laut bisa menjadi Rp50.000 dalam tempo sebulan.