Pertumbuhan Ekonomi NTT Diperkirakan Melambat
KUPANG – Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada triwulan I tahun 2020 berada pada kisaran 4,70-5,10 persen (yoy), melambat dibanding kisaran triwulan IV tahun 2019 sebesar 5,00-5,40 persen.
Perlambatan ekonomi Provinsi NTT pada triwulan I tahun 2020, sesuai dengan pola historis, yang disebabkan normalisasi konsumsi rumah tangga pasca-perayaan Natal dan Tahun Baru.
Demikian data hasil kajian ekonomi dan keuangan regional Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang diterima di Kupang, Rabu (12/2/2020).
Di sisi lain, kinerja Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi pada triwulan I tahun 2020 diperkirakan menahan perlambatan ekonomi NTT.
Menurut BI, realisasi investasi pada awal 2020 diperkirakan lebih baik dibanding 2019.
Kondisi tersebut dipengaruhi oleh terlambatnya realisasi investasi pada 2019, seiring restrukturisasi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) NTT. Selain kecenderungan pelaku usaha menunggu hasil pemilu serentak 2019, tulis Bank Indonesia.
Dari sisi lapangan usaha, perlambatan ekonomi triwulan I 2020 dipengaruhi oleh pertanian, kehutanan, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta konstruksi.
Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan mengalami perlambatan, terutama disebabkan gelombang laut yang tidak kondusif pada awal tahun, sehingga mengganggu aktivitas nelayan dalam menangkap ikan.
Di samping itu, musim hujan yang diperkirakan merata pada akhir Desember 2019 mempengaruhi pola tanam pertanian.
“Panen raya hasil pertanian diperkirakan baru terjadi pada triwulan II 2020, dan mempengaruhi perlambatan kinerja pertanian pada triwulan I 2020,” tulis BI.