Musim Hujan Pengaruhi Kualitas Getah Karet di Lamsel

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

LAMPUNG — Musim hujan ikut mempengaruhi produktivitas tanaman karet milik petani di Lampung Selatan (Lamsel). Produksi yang tercampur air hujan berimbas penurunan kuantitas dan kualitas.

Sumardi, petani karet di Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan menyebut hujan mengganggu proses penyadapan getah kental mirip susu atau lateks tersebut. Imbasnya, dalam satu mangkuk yang sebelumnya bisa menghasilkan sekitar 25 gram, saat penghujan menjadi sekitar 17 gram.

Penurunan produksi lateks saat penghujan menurutnya masih dalam batas wajar. Solusi yang digunakan dengan memakai alat penutup bidang sadap.

“Sekarang mulai muncul cover atau alat penutup bidang sadap yang dijual bersama dengan cairan asam mempercepat pembekuan getah agar kerugian akibat penghujan bisa dilakukan dengan cepat,” papar Sumardi saat ditemui Cendana News, Senin (17/2/2020).

Resiko kehilangan getah karet saat penghujan menurutnya bisa mencapai setengah produksi normal dalam sepekan. Meski saat penghujan produksi getah tinggi namun kualitas yang dihasilkan menurun.

“Perlu kreativitas petani karet agar produksi getah karet tidak menurun selama penghujan salah satunya memakai cuka,” beber Sobri.

Cairan asam yang dibeli menurutnya merupakan bahan kimia yang diciptakan khusus bagi getah karet. Penetesan cairan asam dilakukan pada mangkuk getah sadap agar pembekuan bisa lebih cepat berlangsung.

Harga getah karet yang sudah beku menurutnya mencapai Rp10.000 perkilogram pada level petani. Harga tersebut berpotensi turun karena kualitas lateks yang anjlok. Saat kemarau meski produksi getah karet menurun namun harga jual bisa mencapai Rp13.000 per kilogram.

Lihat juga...