Harga Anjlok, Petani Lamsel Pertahankan Tanaman Sawit

Editor: Makmun Hidayat

Sobri, petani kelapa sawit di Desa Kelaten Kecamatan Penengahan menyebut masih mempertahankan tanaman kelapa sawit. Produksi yang berkurang akibat kemarau menurutnya mulai pulih setelah penghujan turun. Harga TBS sawit di level petani yang mencapai Rp1.000 per kilogram membuat ia masih mendapat hasil ratusan ribu setengah bulan sekali.

“Saya tidak menebang pohon kelapa sawit yang sebagian masih menghasilkan karena bisa jadi investasi,” tutur Sobri.

Sobri (kiri) salah satu pemilik kelapa sawit di Desa Kelaten Kecamatan Penengahan Lampung Selatan melakukan pengangkutan tandan buah segar sawit untuk dibawa ke pengepul, Senin (24/2/2020). -Foto: Henk Widi

Ia memilih memanen TBS sawit miliknya secara mandiri. Sebab cara tersebut bisa menekan biaya operasional. Saat TBS sawit telah dikumpulkan pada satu lokasi maka pembeli akan mengambil untuk dibawa ke lokasi pengumpulan. Hasil panen dari sejumlah petani akan dibawa oleh pengepul besar ke pabrik pembuatan minyak sawit.

Sanusi, pengepul sawit asal Lampung Tengah mengaku membeli TBS sawit dari petani di Lampung Timur dan Lampung Selatan. Sebagian petani yang masih melihat prospek sawit tidak menebang pohon yang masih produktif. Sebab pohon sawit produktif masih bisa menghasilkan ratusan ribu dua pekan sekali. Sekali membeli kelapa sawit ia bisa mengangkut sekitar 8 ton untuk dibawa ke pabrik pembuatan minyak sawit.

Memasuki musim penghujan produksi TBS sawit menurutnya memiliki bobot yang lebih berat. Satu TBS sawit dalam kondisi kemarau menurutnya bisa menghasilkan sekitar 10 kilogram. Namun saat penghujan TBS sawit yang dihasilkan bisa mencapai 15 kilogram. Panen TBS sawit saat musim penghujan menjadi sumber penghasilan petani yang masih mempertahankan tanaman meski petani lain memilih menebangnya.

Lihat juga...