Harga Anjlok, Petani Lamsel Pertahankan Tanaman Sawit
Editor: Makmun Hidayat
LAMPUNG — Anjloknya harga tandan buah segar (TBS) di level petani berimbas penebangan sejumlah tanaman kelapa sawit. Agus, petani di Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi, Lampung Selatan (Lamsel) mengaku pembongkaran tanaman dilakukan petani dan diganti dengan tanaman lain. Sebagian lahan kelapa sawit saat penghujan diganti tanaman jagung dan padi.
Agus yang memiliki lahan seluas satu hektare menyebut menyisakan tanaman kelapa sawit seluas setengah hektare. Penggantian tanaman kelapa sawit menurutnya dilakukan petani akibat harga TBS sawit yang terus anjlok. Sebelumnya TBS sawit pada level petani mencapai Rp1.500 per kilogram. Namun sejak satu tahun terakhir harga menyentuh level Rp1.000 per kilogram.

Harga yang anjlok menurutnya tidak sebanding dengan biaya operasional. Sebab proses pemanenan TBS sawit membutuhkan tenaga kerja dengan upah Rp200 ribu per ton. Sekali panen ia hanya mendapatkan hasil kurang dari satu ton. Selain dirinya sejumlah petani sawit di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan menggangi kelapa sawit dengan jagung manis yang cepat panen.
“Sebagian tanaman kelapa sawit sengaja ditebang bukan untuk diremajakan melainkan diganti dengan tanaman lain yang lebih produktif sekaligus proses perawatan lebih mudah,” tutur Agus saat ditemui Cendana News, Senin (24/2/2020).
Petani, menurut Agus, bisa memanen TBS sawit setiap setengah bulan sekali. Pada kondisi normal satu hektare lahan bisa menghasilkan sekitar 2 ton TBS sawit. Hasil yang berangsur menurun membuat petani memilih mengganti tanaman bahan baku minyak goreng tersebut dengan komoditas yang lebih cepat panen. Meski sebagian menebang tanaman sawit, beberapa pohon sawit produktif tetap dipertahankan.