Gus Sholah, Ulama Lintas Batas nan Demokratis

Faktanya, perdebatan keduanya tidak pernah membuat Wahid bersaudara itu bermusuhan. Bahkan jika ditilik ke belakang mereka juga memiliki pandangan politik tajam dengan Gus Dur menjadi pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), sedangkan Gus Sholah Partai Kebangkitan Umat (PKU).

Setidaknya, nilai-nilai demokratis nan kritis terhadap fenomena di sekitar merupakan sesuatu yang sudah hidup di lingkungan keluarga Wahid Hasyim. Saat itu, kurang lebih Gus Sholah mengatakan enggan malas berpikir.

Gus Dur dan Gus Sholah berasal dari keluarga ulama dan pesantren yang bisa jadi dianggap awam sebagai lingkungan konservatif plus antikritik, tapi dari kejadian yang sudah ada justru sebaliknya yaitu demokratis dan terbuka.

Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masduki Baidlowi mengenal Gus Sholah semasa hidupnya sebagai seorang yang demokratis bahkan siap berbeda pendapat dengan Gus Dur.

“Dia demokratis. Dimensi demokrasinya kuat. Dia bisa berbeda pendapat. Kita lihat saat Gus Dur hidup, beliau berbeda wacana soal keislaman, perjuangan umat,” kata dia.

Masduki juga memuji keteladanan Gus Sholah yang patut ditiru umat dan bangsa saat ini karena almarhum tidak pernah terkungkung dalam golongannya, yaitu NU.

“Beliau tokoh NU tapi tidak terkungkung kotak organisasi. Dia keluar dari kotak itu,” kata dia merujuk perjuangan Gus Sholah yang berkiprah di banyak lini umat dan kebangsaan.

Diakui Muhammadiyah

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengatakan Gus Sholah merupakan ulama Nahdlatul Ulama yang dekat dengan Muhammadiyah.

“Gus Sholah adalah salah satu ulama dan tokoh NU yang sangat dekat dengan berbagai kalangan, khususnya dengan Muhammadiyah,” kata dia.

Lihat juga...