Guru Harus Mampu Mengubah Pola Pikir
Editor: Makmun Hidayat
SEMARANG — SDM unggul harus kompeten dan berkarakter. Maka, dunia pendidikan mesti mengarahkan pada menyiapkan kemampuan memecahkan masalah (problemsolving), beradaptasi (adaptability), kolaborasi (collaboration), kepemimpinan (leadership), dan kreativitas serta inovasi (creativity and innovation).
“Mendikbud Nadiem Makarim menyebutkan bahwa, dunia industri dan dunia kerja saat ini, sudah tidak banyak lagi mempermasalahkan pengetahuan, tetapi justru mementingkan inisiatif, adaptasi, kerjasama, pengambilan keputusan, kreatifitas , inovasi, komunikasi, dan disiplin. Hal seperti inilah yang tidak akan pernah tergerus oleh zaman, dan dibutuhkan kapanpun,” papar Rektor UPGRIS, sekaligus Ketua PGRI Jateng Dr Muhdi, dalam Wisuda ke-66 di Balairung kampus I Sidodadi Semarang, Sabtu (15/2/2020).
Dijabarkan, revolusi industri 4.0 bukan hanya sekedar perkembangan teknologi, melainkan soal kemajuan berpikir manusia.
“Teknologi hanyalah alat, maka tidak akan bermanfaat tanpa manusia yang memiliki kemajuan berfikir dalam menggunakannya. Bagi saudara yang akan memilih profesi guru, tanggung jawab terbesar adalah mengubah cara berpikir generasi masa depan,” paparnya.
Guru harus mengubah pola pikir dari sebagai satu-satu sumber ilmu menjadi fasilisator, dari metode yang lebih banyak menghafal dan mengingat menjadi mengajak siswa memahami, bernalar, dan mempraktikkan semua hal dalam kehidupan sehari-hari.
“Untuk itu, dikeluarkanlah kebijakan Merdeka Belajar, 2020 USBN dikembalikan menjadi evaluasi hasil belajar peserta didik sebagai hak guru, UN diubah dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei karakter ditengah jenjang, misal kelas 8, kelas 11,” lanjutnya.