CILACAP – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Jawa Tengah, khususnya bagian selatan dan pegunungan tengah, agar tetap mewaspadai cuaca ekstrem yang diprakirakan masih berpotensi terjadi hingga Minggu 12 Januari 2020.
“Berdasarkan prakiraan cuaca yang dirilis BMKG Ahmad Yani, Semarang, pengaruh Monsun Asia terhadap ragam cuaca di wilayah Indonesia yang dirasakan mulai dari wilayah sebelah barat, makin meluas ke selatan dan tengah wilayah Indonesia,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, di Cilacap, Jumat (10/2/2020).
Menurut dia, pola-pola siklonik (pusat tekanan rendah, red.) di perairan sebelah selatan ekuator wilayah Indonesia terpantau juga makin mudah terbentuk sejak awal Januari 2020. Karena itu, berdasarkan citra satelit terkini, teramati pembentukan awan banyak terkonsentrasi di wilayah barat Indonesia serta di selatan ekuator.
Ia mengatakan, pembentukan pola konvergensi (pertemuan angin, red.) akibat meluasnya Monsun Asia, masih konsisten di sekitar Pulau Jawa dan diprediksi akan bertahan hingga beberapa hari ke depan.
“Pada daerah pertemuan angin tersebut terdapat potensi pertumbuhan awan-awan konvektif yang dapat menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang kadang disertai petir dan angin kencang. Fenomena MJO (Madden Julian Oscillation) juga masih memberikan dampak cuaca di wilayah Jateng, meskipun pengaruhnya dalam penguatan Monsun Asia akan makin menurun seiring pergeserannya menuju Samudra Pasifik,” jelasnya.
Terkait kondisi tersebut, Teguh mengatakan sebagian besar wilayah Jateng masih berpotensi menerima curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan dapat disertai dengan angin kencang.