Teknologi Pengembangan Bahan Bakar Berbasis Karet Alam

Editor: Mahadeva

Dosen Teknik Bioenergi Institut Teknologi Bandung (ITB) DR. Tatang Hernas Soerawijaja (tengah), usai menjadi pembicara pada bicara FGD Energi Baru Berbasis Karet Alam di Gedung KADIN Jakarta, Senin (20/1/2020) - Foto Ranny Supusepa 

JAKARTA – Upaya untuk mengurangi konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk menjaga kekelestarian lingkungan dan iklim, bisa dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya, dengan mengembangkan pengolahan karet sebagai sumber bahan bakar.

Penelitian terkait metode tersebut diharapkan mampu menutupi kebutuhan energi baru pengganti energi fosil. Dosen Teknik Bioenergi Institut Teknologi Bandung (ITB), DR. Tatang Hernas Soerawijaja menyebut, penelitian pengolahan karet alam ini sudah mulai dilakukan oleh Teknik Kimia ITB sejak 2016 silam.

“Kalau sekarang, penggunaan karet sebagai sumber bahan bakar memang tidak ekonomis atau belum ekonomis. Tapi untuk masa depan, tidak tertutup kemungkinan akan menjadi alternatif energi bersih atau green energy seperti apa yang sedang digaungkan oleh seluruh negara di dunia,” kata Tatang, saat menjadi pembicara dalam FGD Energi Baru Berbasis Karet Alam di Gedung KADIN Jakarta, Senin (20/1/2020).

Tatang menjelaskan, sistem instalasi yang dikembangkan semua berbasis hidrokarbon. Dan semua yang berbasis hidrokarbon bisa diolah.  “Minyak dengan hidrokarbon itu sebenarnya sama. Yang berbeda hanya ujungnya. Jadi, kalau kita potong ujungnya, ya jadi hidrokarbon. Begitu juga dengan karet. Sama dengan hidrokarbon, hanya lebih panjang rantainya, jadi kita potong,” paparnya Tatang.

Secara umum, setiap bahan baku akan memiliki proses berbeda. Kalau karet, hanya dilakukan pemotongan ujung ikatan kimia. “Kalau mau mencoba mengolah dari ban bekas, juga bisa. Tapi tentunya, karena ban mengandung belerang, maka akan dibutuhkan reaksi tertentu untuk menghapuskan unsur belerang,” urainya.

Lihat juga...