Petani di Natuna Keluhkan Harga Cengkih, Turun

Petani cengkih Natuna sangat mengharapkan kebijakan pemerintah pusat maupun daerah menyikapi stabilitas harga jual cengkih ke penampung.

Petani cengkih di Natuna menyatakan kebijakan pemerintah daerah dalam menyikapi harga jual cengkeh per tahun sangat minim. Petani merasa kehilangan peran serta pemerintah untuk membantu persoalan mereka.

Seorang pekebun cengkeh di Midai, Natuna, Fahri mengatakan, petani cengkeh di Natuna sangat mengharapkan peran serta pemerintah dalam menyikapi musim panen cengkih di Midai, agar tidak lagi melalui para tengkulak.

“Para petani tidak tahu tentang harga jual cengkih yang sebenarnya di kisaran berapa,” ungkapnya.

Dia menduga ada indikasi permainan mafia cengkih, mengingat harga cengkeh saat ini turun drastis hingga 50 persen.

Ia mengatakan, meskipun harga cengkeh turun drastis, para petani tetap menjual cengkih mereka ke para tengkulak.

“Karena yang petani cengkih di sini ketahui hanyalah bagaimana cengkih yang mereka miliki bisa terjual meski harga menurun drastis demi menghidupi keluarga mereka,” ungkapnya.

Menurutnya, dampak dari harga cengkih turun, petani merugi sebelum masa cengkih tiba. Petani cengkih harus mengeluarkan modal untuk membersihkan kebun cengkih mereka dengan mengupah jasa pembersih kebun.

Ketika musim cengkih tiba petani pun harus memikirkan bagaimana mengupah para pemanjat cengkih untuk menghabiskan cengkih di kebun milik mereka.

“Apabila harga cengkih tidak sebanding dengan harga jual di pasar, maka para petani yang seharusnya menerima keuntungan lebih malah terkadang menerima kerugian,” ujarnya. (Ant)

Lihat juga...