Petani di Natuna Keluhkan Harga Cengkih, Turun
TANJUNGPINANG – Petani cengkih di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau mengeluhkan harga cengkih di daerah tersebut merosot.
Suarman (51), petani cengkih asal Desa Gunung Sebelat, Kecamatan Midai, Natuna, yang dihubungi dari Tanjungpinang, Jumat, mengatakan, harga cengkih basah Rp14.000/kg, dan cengkih kering Rp52.000/kg.
Harga cengkih kering baru-baru ini sempat turun hingga Rp47.000/kg.
Bila dibandingkan dengan harga jual cengkih kering tahun 2012 hingga 2018 bisa tembus sampai Rp120.000/kg dan cengkeh basah Rp35.000/kg.
Ia khawatir harga cengkih terus-menerus mengalami penurunan sehingga petani mengalami kerugian. Apalagi, petani hanya menjual cengkih kepada seorang tauke.
“Cengkih para petani dijual kepada tauke. Dari penampung ini, kemudian baru menjual ke pasar,” ucapnya.
Warga yang menggantungkan pendapatan keluarga dari penjualan cengkih merasa kecewa pada panen tahun ini lantaran harga cengkih turun drastis. Mereka berharap pemerintah melindungi petani cengkih dengan menjaga stabilitas harga komoditas itu.
Suarman yang mengelola kebun cengkih seluas 1,5 hektare menambahkan, setiap musim panen cengkih ia mengupah orang untuk memanen cengkih. Upah untuk satu kg cengkih mencapai Rp7.000 saat harga komoditas itu stabil.
“Sekarang upah untuk memetik cengkih Rp4000/kg,” ujarnya.
Kondisi ini, akhirnya menjadi masalah bagi para petani cengkih. Kebanyakan para pemanjat cengkeh tidak mau bekerja dengan upah Rp4000/kg.
“Akhirnya cengkih tak dipanen. Ini menyebabkan petani dirugikan karena cengkih busuk akibat tidak tepat waktu memanennya,” keluhnya.
Panen cengkih di Natuna terjadi di setiap akhir tahun. Biasanya puncak panen cengkih pada bulan kedua awal tahun. Besar harapan petani, harga cengkih di Natuna dapat stabil seperti sedia kala.