Normalisasi Muara Bakau Diharapkan Tidak Rusak Vegetasi Mangrove
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
LAMPUNG — Sejumlah nelayan berharap pembuatan alur dan sandar perahu di Muara Bakau, Desa Bakauheni tidak merusak habitat mangrove. Sebab sesuai perjanjian dengan pihak desa, perusahaan pelabuhan penyeberangan PT Bandar Bakau Jaya nelayan akan dibuatkan lokasi sandar perahu.

Joko, salah satu nelayan di Bakauheni, Lampung Selatan (Lamsel) menyebutkan, vegetasi mangrove jenis rhizopora menjadi sabuk hijau (green belt) bagi perkampungan warga. Memiliki perakaran napas yang kuat mangrove sekaligus menjadi habitat alami sejumlah biota air tangkapan nelayan.
“Selama ini sungai muara bakau mengalami pendangkalan akibat sampah yang dibuang sembarangan, pengerukan untuk memperdalam alur sungai sekaligus menjadi upaya pembersihan sampah agar sungai kembali menjadi bersih,” terang Joko saat ditemui Cendana News, Rabu (29/1/2020)
Habitat alami mangrove jenis rhizopora di muara bakau menurut Joko telah dimanfaaatkan warga selama puluhan tahun. Sejumlah nelayan bahkan memanfaatkan akar bakau sebagai pengikat tali perahu jenis kasko dan ketinting.
Vegetasi mangrove menurut Joko menjadi lokasi mencari sumber penghasilan. Sebab nelayan tersebut memanfaatkan candong, jaring dan bubu sebagai alat tangkap tradisional.
Normalisasi sungai kawasan pantai untuk kepentingan pembangunan menurutnya harus berbasis lingkungan. Nelayan berjumlah puluhan orang menurutnya bahkan menyampaikan ke pihak desa agar sungai tidak ditimbun.