Menjaga Asa Tradisi Serak Gulo Keturunan India yang Tersisa di Dunia

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

PADANG — Keturunan India muslim di Kota Padang, Sumatera Barat, yang dikenal dengan keluarga Muhammadan, hingga kini masih mempertahankan sebuah tradisi yang bisa dikatakan skala dunia namun hanya di Kota Padang yang masih melangsungkannya, yakni tradisi serak gulo (gula pasir).

Ketua Himpunan Keluarga Muhammadan Padang, Ali Khan Abu Bakar, yang diwawancarai awak media di Padang usai diselenggarakannya Festival Serak Gulo di halaman Masjid Muhammadan Padang, Sabtu (25/1/2020)/Foto: M. Noli Hendra

Sabtu (25/1/2020) ada sebanyak 5 ton gula pasir yang dibagikan kepada masyarakat dengan cara dibungkus menggunakan kain, diperkirakan satu bungkus gula itu beratnya satu ons. Dari 5 ton gula pasir itu, ditebar kepada masyarakat, yang tidak hanya dari keturunan India muslim di Padang, tapi juga turut serta diperbutkan masyarakat umum lainnya.

Kegiatan yang dikenal dengan Festival Serak Gulo ini dilakukan di halaman Masjid Muhammadan yang dibangun oleh keluarga Muhammadan. Kini, alasan kuat yang membuat tradisi serak gulo masih diselenggarakan, untuk mengingat sosok Shaul Hamid, seorang ulama sufi besar yang sangat dihormati muslim di India.

“Tradisi ini sudah ratusan tahun diselenggarakan di India. Sebenarnya dulu ada di Singapura, tapi sekarang tidak ada lagi. Sampai sekarang di dunia ini, hanya di Kota Padang yang masih melangsungkan tradisi serak gulo,” kata Ali Khan Abu Bakar Ketua Himpunan Keluarga Muhammadan Padang, Sabtu (25/1/2020).

Ia menjelaskan serak gulo adalah tradisi menaburkan gula dari atas tempat yang tinggi di depan masjid Muhammadan dan sekitarnya, kemudian masyarakat menantikan di bawah untuk menangkapnya.

Lihat juga...