Mengenal Penghitungan Eratosthenes untuk Keliling Bumi
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Metode pengukuran Eratosthenes sangat dikenal oleh para astronom, bahkan oleh para pecinta langit. Karena dengan menggunakan metode ini, dapat dilakukan penghitungan lingkar bumi sesuai dengan lokasi dimana titik hitung ditentukan.
Staf Astronomi Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) Roni Syamara menjelaskan bahwa Eratosthenes adalah seorang ahli matematika yang hidup pada zaman Helenistik. Selain itu, ia juga dikenal sebagai ahli geografi.
“Dalam bidang astronomi, Eratosthenes ini adalah orang pertama yang menentukan sistem koordinat geografi dan yang pertama juga menghitung keliling bumi,” kata Roni dalam salah satu acara di POJ Jakarta, Selasa (21/1/2020).

Ia menjelaskan bahwa penghitungan yang dilakukan Eratosthenes, yang kemudian dikenal dengan sebutan Metode Eratosthenes ini, didasarkan pada perhitungan sudut matematika.
“Eratosthenes melihat matahari di titik musim panas, yaitu posisi matahari tepat di atas kepala, di salah satu sumur kota Syene (sekarang dikenal dengan kota Aswan) tidak menghasilkan bayangan. Sementara di kota Alexandria, di saat yang sama, matahari menyebabkan bayangan yang memiliki sudut,” urainya.
Dengan melihat perbedaan citra bayangan ini, Eratosthenes mencoba untuk membandingkan jarak antara Syene dengan Alexandria dan menggabungkan perhitungannya dengan sudut yang tercipta untuk menghitung lingkaran bumi.