Korban Banjir di Bojongkulur Butuh Bantuan Pemerintah
Editor: Makmun Hidayat
“Kami juga membayar orang untuk membersihkan lingkungan. Jadi jangan bicara pemerintah, karena tidak ada bantuan sama sekali. Untuk makanan kami dibantu perkumpulan warga seperti alumni,” tegasnya.
Menurutnya saat ini masih banyak rumah dikosongkan pemiliknya. Karena bingung mau membersihkan ditambah lingkungan masih berlumpur. Hal lain karena semua peralatan rumah tangga berlumpur termasuk kasur tempat tidur tidak bisa dipakai lagi.
“Semua ludes kasur atau lainnya habis. Ini seperti rumah kosong perabotan kami harus mengisi lagi dari nol,” tukasnya.
Warga lainnya, Wagiyem, RT 6 RW 23, mengaku untuk jalan lingkungan warga sudah pasrah. Hanya menyingkirkan semampunya saja. Menurutnya untuk sekali sedot lumpur saja warga harus membayar Rp200 ribu. Dia berharap pemerintah Kabupaten Bogor melalui pemerintah desa bisa membantu membersihkan lingkungan.
“Kami disini seperti tak ada pemerintahan semua dilakukan sendiri warga. Ini lumpur sudah seminggu tapi dibiarkan saja. Dari mana kami uang mau sewa Beko,” ujarnya mengaku Beko susah masuk tapi kendaraan pengangkut lumpur tidak ada.
Sementara Jermali, RT 05 RW 23, warga korban banjir lainnya berharap kepada Presiden Jokowi bisa blusukan di tempat mereka biar melihat langsung kondisi warga terdampak banjir di Desa Bojongkulur yang tidak mendapat perhatian dari pemerintah setempat.
“Mana Pak Jokowi, tolong bilang ke Pak Jokowi bisa ke RW 23 Desa Bojongkulur biar bisa jalan di atas lumpur sisa banjir yang belum di bersihkan ini,” ujar Jermalik diamini warga lainnya.
Pantauan Cendana News di RW23 Desa Bojongkulur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terlihat lumpur dan tumpukan sampah masih memenuhi jalan komplek dan belum ada upaya pembersihan meski banjir sudah surut seminggu lalu.