Atasi Krisis Air, Tugu Tirta Terapkan Rekayasa Hidrolika

Editor: Makmun Hidayat

MALANG — Sepekan sudah ribuan pelanggan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tugu Tirta Kota Malang masih mengalami krisis air akibat pecahnya pipa transmisi saluran air. Dari total 26 ribu pelanggan yang terdampak, tersisa enam ribu lebih pelanggan belum teraliri air.

Berbagai upaya terus dilakukan Perumda Tugu Tirta agar para pelanggan bisa segera teraliri air, salah satunya dengan melakukan rekayasa hidrolika.

Direktur Utama Perumda Tugu Tirta Kota Malang, M Noor Muhlas, menjelaskan saat ini pihaknya sudah mencoba mengaktifkan kembali pipa yang bocor tersebut dengan rekayasa hidrolika dan menambah beberapa alat yang juga bisa meredam tekanan atau mengurangi tekanan air pada pipa.

“Alhamdulillah sampai pagi ini air sudah mengalir dan mudah-mudahan pipanya tidak pecah lagi. Melalui rekayasa ini sudah bisa meng-cover 3600 pelanggan untuk kembali teraliri,” jelasnya usai menghadiri Sosialisasi Implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di salah satu hotel di Malang, Senin (20/1/2020).

Dijelaskan Muhlas, rekayas hidrolik dilakukan untuk mengurangi beban tekanan air pada pipa agar tidak pecah. Jika sebelumnya pihaknya mencoba langsung mengalirkan air ke wilayah yang topografinya berada di atas seperti daerah Buring secara terus menerus, maka tekanan air akan tetap tinggi yakni di posisi 12 presure nominal (PN). Namun jika airnya di bypass langsung ke daerah Buring bawah, maka secara perhitungan tekanan air dapat diredam pada tekanan 7 presure nominal.

“Ketika tekanan 7 PN itu dengan pertimbangan secara teknik, berarti tidak akan terlalu berat bebannya bagi pipa yang ada sekarang ini, sehingga untuk potensial pecahnya menjadi lebih minim. Pertimbangan kami air tetap kita alirkan melalui rekayasa hidrolika sambil menunggu bantuan pipa yang baru,” imbuhnya.

Lihat juga...