Aktivitas Fisik di Usia Lanjut Sangat Perlu

Editor: Koko Triarko

“Durasi waktu tidak boleh terlalu lama, cukup 30 menit sehari. Bisa berupa olah raga kardio, keseimbangan maupun ketahanan otot,  yang waktunya bisa diatur dalam jadwal seminggu,” ucapnya.

Pemilihan jenis olah raga, menurutnya juga harus disesuaikan dengan kemampuan lansia. Atau mempertimbangkan gejala penyakit yang diidap.

“Jenis kegiatannya bisa berupa jalan kaki di pagi hari, seperti di CFD ini. Atau kalau yang masih kuat, bisa berlari-lari kecil. Ada juga beberapa yang memilih kegiatan berenang, karena berenang cenderung memiliki risiko cidera yang lebih kecil dibandingkan berlari atau bersepeda,” paparnya.

Untuk para lansia yang mengalami gejala stroke atau yang baru saja mengalami cidera, tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan olah raga di luar rumah.

“Di rumah juga bisa melakukan aktivitas fisik. Jangan berpatokan kalau aktivitas fisik itu hanya olah raga di luar rumah saja. Misalnya, jalan di dalam rumah itu juga aktivitas fisik. Menggerakkan tangan dan kaki,  itu juga merupakan aktivitas fisik. Terutama bagi lansia yang harus melemaskan ototnya terkait penyakit dideritanya,” kata Hendro.

Ia menegaskan, bahwa tidak ada alasan untuk berhenti beraktivitas hanya karena tua, atau setelah mengalami stroke atau cidera.

“Malah harus tetap bergerak, supaya otot lemas dan darah mengalir. Kalau hanya diam saja, malah akan membuat badan makin terasa sakit. Anak-anak maupun cucu dari para lansia harus terus menyemangati orang tua mereka untuk sehat. Dengan cara, ajak mereka untuk terus beraktivitas,” pungkasnya.

Lihat juga...