Permintaan Gula Kelapa di Lamsel, Meningkat

Editor: Koko Triarko

Gula kelapa hasil produksi banyak dipesan untuk kebutuhan pasar tradisional di Banten dan Lamsel.

Pada sejumlah pasar tradisional, permintaan gula kelapa untuk sejumlah kue, minuman dawet ayu, cemplon, empek empek dan makanan tradisional lainnya. Harga gula merah eceran di pasar tradisional bisa mencapai Rp15.000 per kilogram. Untuk memenuhi permintaan, Jaenuri membuat gula merah ukuran kecil serta ukuran besar.

Produsen gula kelapa lain bernama Samiem, memilih mengumpulkan hasil produksi bersama produksi lain. Pengumpulan hasil produksi memenuhi kuota permintaan bagi pengepul. Sekali pengambilan oleh pengepul, mencapai 100 hingga 200 kilogram. Gula yang kerap diminta menurutnya dominan gula merah ukuran kecil.

“Permintaan yang banyak masih bisa dipenuhi menyesuaikan jumlah produksi hasil air bunga kelapa,” beber Samiem.

Gula kelapa ukuran kecil yang diproduksi, per kilogram berjumlah 15 buah. Gula kelapa ukuran besar berjumlah satu buah berukuran 1,5 kilogram. Gula kelapa ukuran besar, menurut Samiem kerap dipesan oleh produsen kecap. Selain itu, pemilik usaha kuliner membutuhkan gula merah untuk tambahan bumbu.

Marni, salah satu pemilik usaha kuliner di Jalan Lintas Sumatra (Jalinsum) KM 3,5 menyebut kebutuhan gula merah cukup tinggi. Sebab, permintaan makanan pada usaha kuliner miliknya meningkat sejak kendaraan ekspedisi melintas di Jalinsum. Gula merah banyak dibutuhkan untuk tambahan bumbu masakan.

“Sejak jalan tol dalam tahap pemasangan alat pendeteksi ukuran dan muatan kendaraan melintas di Jalinsum,” ungkap Marni.

Marni menyebut, kebutuhan gula merah dalam sepekan mencapai 5 kilogram. Permintaan akan meningkat saat liburan Natal dan Tahun Baru. Sebab, diprediksi pada liburan tersebut kendaraan yang akan melintas cukup banyak. Ia memilih menyiapkan stok gula merah dalam jumlah banyak untuk kebutuhan selama liburan Natal dan Tahun Baru.

Lihat juga...