Permintaan Gula Kelapa di Lamsel, Meningkat
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2019/2020, permintaan gula merah sebagai bumbu di Lampung Selatan, mengalami peningkatan. Jaenuri, pembuat gula kelapa atau gula merah di Bakauheni, menyebut permintaan berasal dari pemilik usaha kuliner di sepanjang jalan lintas Sumatra (Jalinsum), dan pedagang pengecer, produsen kecap, dan pembuat minuman tradisional.
Menurutnya, permintaan gula kelapa dalam satu pekan mencapai 50 kilogram. Permintaan tersebut bisa dipenuhi, menyesuaikan produksi air bunga kelapa dari proses penderesan.
Selama kemarau, permintaan tersebut kerap sulit dipenuhi karena produksi air nira, menurun. Sebagai solusi memenuhi permintaan pembuat gula kelapa, ia membentuk kelompok pengolah gula.
Pengepul gula merah akan membeli hasil produksi untuk kembali menjual ke sejumlah pasar tradisional. Meningkatnya permintaan membuat harga gula, merah naik.
Pada kondisi normal, harga gula merah Rp10.000 per kilogram. Jelang Nataru, di tingkat produsen harga meningkat menjadi Rp13.000 per kilogram.

“Harga mulai naik imbas permintaan naik, sekaligus menurunnya produksi air bunga kelapa selama kemarau mengakibatkan produksi gula berkurang,” kata Jaenuri, saat ditemui Cendana News, Sabtu (14/12/2019).
Menurutnya, sejumlah pohon kelapa penghasil air bunga kelapa mengalami penurunan produksi. Pada kondisi normal, satu pohon bisa menghasilkan 10 kilogram. Sementara saat kemarau, hasil produksi hanya 5 kilogram sekali produksi.