Koperasi Petani Kakao Ende Dongkrak Harga Jual Tinggi
Editor: Makmun Hidayat
ENDE — Harga jual biji kakao di Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), baik penjualan melalui pedagang yang datang ke desa-desa penghasil kakao maupun di beberapa pedagang pengumpul harganya masih bervariasi antara Rp20 ribu hingga Rp23 ribu rupiah.

Maria Patrisia Wata Beribe, pendamping petani dari LSM Rikolto, saat ditemui di kebun kakao Desa Rukuramba, Nangapanda, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (3/12/2019). -Foto: Ebed de Rosary
Menghadapi permasalahan ini, Rikolto pun menginisiasi para petani kakao di Kecamatan Nangapanda untuk mendirikan sebuah wadah koperasi petani kakao.
“Akhirnya tahun 2010 didirikan Koperasi Agro Niaga Asosiasi Petani Kakao Nangapenda (Kopan Sikap) yang menampung hasil kakao dari petani,” ungkap Maria Patrisia Wata Beribe, pendamping petani dari LSM Rikolto, ditemui di kebun kakao Desa Rukuramba, Nangapanda, NTT, Selasa (3/12/2019).
Dikatakan Is sapaannya, wadah ini menghubungkan petani dengan petani lain dalam sebuah organisasi petani dan mendorong agar petani tergorganisir dalam kelompok yang lebih besar.
Dengan begitu, kata dia, posisi tawar petani kakao akan menjadi lebih baik dimana peran organisasi ini selain memiliki tenaga ahli kakao, juga melakukan pemasaran biji kakao fermentasi dan biji kakao asalan.
“Hasil kakao dari para petani yang tergabung di koperasi dipasarkan ke PT. Mayora di kota Maumere maupun ke perusahaan lainnya yang membelinya dengan harga tinggi,” terangnya.
Dengan hadirnya mitra pembeli yang membuka gudang di Kopan Sikap jelas Is, maka harga yang ditawarkan mencapai Rp32 ribu per kilogramnya yang menjadi harga tertinggi di petani kakao.