Kemenkeu dan Bank Indonesia Perkenalkan SiMoDIS

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Sementara itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, menyatakan, bahwa data merupakan aset terpenting dari suatu bangsa. Ia menyebut, dari sisi ekonomi, hampir setiap lembaga memiliki datanya masing-masing.

Menurutnya, apabila data-data tersebut diintegrasikan dalam satu sistem teknologi informasi yang representatif, maka data itu dapat menjadi sangat produktif dan digunakan secara optimal.

Destry sendiri menyambut baik hadirnya SiMoDIS. Ia menegaskan, bagi BI, SiMoDIS sangat penting dalam rangka meninjau data suplai dan permintaan dolar di Indonesia. Sehingga dari situ, BI dapat menentukan sikap yang tepat guna menjaga stabilitas nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar.

“Nilai tukar itu sangat tergantung pada suplai dolar dan permintaan dolarnya. Dari sinilah kita masuk pada keharusan memiliki data yang akurat, sehingga kita dapat mengetahui berapa sih sebenarnya suplai dan permintaan dolar tersebut. Baik yang sedang berlangsung maupun sebagai prediksi kita,” jelas Destry.

Destry mengungkapkan, selama ini (sejak 2012), BI cukup terbantu dengan ketetuan yang mengharuskan adanya pelaporan Devisa Hasil Ekspor. Meskipun, kata dia, resistensi atas ketentuan itu sangat kuat.

“Waktu itu di awal-awal mereka menganggap ketentuan itu adalah bentuk kontrol devisa, lalu dikaitkan dengan devisa bebas. Tapi kami sampaikan bahwa kami hanya ingin tahu seberapa besar suplai dolar di dalam negeri. Alhamdulillah, saat ini sudah lebih dari 90 persen eksportir itu melapor. Mereka menyadari bahwa memang ketentuan itu tidak ada kaitannya dengan tuduhan mereka di awal,” papar Destry.

Lihat juga...