Batan Satu-Satunya Pusat Kolaborasi Teknologi Nuklir Dunia

Ilustrasi Batan (Ant)

BATAN berhasil menciptakan varietas-varietas unggul dengan teknik pemuliaan tanaman dengan radiasi gamma. Dengan varietas unggul itu, produktivitas pertanian meningkat dan pendapatan petani bertambah sehingga kesejahteraan mereka makin meningkat.

Di 2014, untuk pertama kali IAEA menetapkan BATAN sebagai pusat kolaborasi bidang pemuliaan tanaman, kemudian penunjukkan itu diperbarui setiap empat tahun. Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), yang mengurusi teknologi nuklir itu terpilih kembali sebagai pusat kolaborasi di bidang pemuliaan tanaman pada 2017.

Sementara, sejak 2015 Indonesia ditunjuk oleh  sebagai pusat kolaborasi untuk bidang uji tak rusak. Pada 2014, BATAN juga mendapatkan penghargaan Outstanding Achievement Award on Plant Mutation Breeding dari IAEA.

Dengan demikian, lembaga itu dijadikan sebagai pusat kerja sama IAEA untuk penelitian dan pengembangan pertanian berbasis iptek nuklir di kawasan Asia-Pasifik. Negara-negara Afrika yang tergabung di skema AFRA IAEA tertarik untuk mempelajari pemanfaatan Iptek nuklir dikawasan regional lainnya, salah satunya adalah regional Asia Pasifik, khusus untuk regional Asia Pasifik.

Sejak penunjukan sebagai collaboration center, BATAN memberikan pelatihan di bidang iptek nuklir untuk pemuliaan tanaman dan mengirimkan ahli. Pelatihan yang diberikan antara lain pada 4 – 15 Nopember 2019, Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) BATAN memberikan pelatihan kepada 32 peneliti dari negara-negara Asia-Pasifik dan Afrika terkait ilmu pemuliaan mutasi tanaman.

Pelatihan itu bertema IAEA/BATAN Regional Training Course on Molecular Approaches for Selection of Desired Green Traits in Crops. Peserta pelatihan yang hadir berasal dari Cina, India, Bangladesh, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, Malawi, Mongolia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Sri Lanka dan Togo.

Lihat juga...