Aris Produksi Kursi Cantik dari Ban Mobil Bekas
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Aris mengaku belum berniat membeli ban bekas dari kota-kota lainnya di pulau Flores dan Lembata karena modal yang dimiliki masih terbatas sehingga hanya membeli bahan di Maumere saja.
“Pengerjaan yang paling sulit saat pemotongan bannya. Dari pemotongan sampai menjadi kursi berukuran kecil satu buah bisa dibuat dalam sehari. Sementara yang besar dua hari baru jadi satu kursi,” terangnya.
Pembeli lebih banyak datang membeli di rumahnya sehingga Aris jarang menggelar dagangan di pinggir jalan sebab selalu habis terjual sebelum barang menumpuk.
Dalam sebulan dia bisa menghasilkan 10 sampai 20 set kursi tergantung dari kesiapan bahan bakunya yang terkadang sulit diperolehnya dari bengkel tambal ban.
“Bila bahannya hanya cukup untuk membuat 10 kursi saja maka saya hanya kerjakan 10 set saja. Pembeli juga datang dari luar kota Maumere seperti di Bajawa dan lainnya,’ tuturnya.
Lelaki yang menetap di RT 24 RW 05 kelurahan Wolomarang, kecamatan Alok Barat, kota Maumere ini mengaku masih tinggal di rumah kontrakan karena belum memiliki rumah sendiri.
Selain dirinya, pernah ada pembuat mebel sejenis dari kota Kupang yang menjual produknya di Maumere namun hasil produksi mereka kurang rapi sehingga pembeli pun lebih memilih membeli produk buatannya.
“Banyak yang membeli karena pekerjaan saya rapi. Terkadang banyak pembeli dari Kupang juga datang membeli di tempat saya,” ucapnya.
Lukas Nong, salah seorang pembeli dari Maumere mengaku, tertarik membeli hasil produksi Aris karena hasil karyanya sangat bagus dan tahan lama dibandingkan dengan kursi berbahan kayu.
Selain itu kata Lukas, produknya antik dan menarik serta jarang dimiliki oleh orang lain sehingga memberi kesan berbeda saat dipergunakan di ruang tamu rumahnya.