Tenaga Kerja Indonesia Didominasi Lulusan SMP

Editor: Mahadeva

Untuk lebih mematangkannya, pemerintah dapat bekerja sama dengan dunia usaha, agar calon tenaga kerja yang menerima pelatihan vokasi pada akhirnya dapat terserap di perusahaan. Durasi pelatihan juga perlu lebih lama, tidak bisa hanya satu atau dua bulan dengan infrastruktur seadaanya. “Automasi merupakan keniscayaan, diberbagai negara dapat dipengaruhi terhadap tingkat pendapatan demografi dan lainnya,” imbuhnya.

Diprediksikannya, sebagian besar anak yang memasuki Sekolah Dasar di 2018, akan bekerja di bidang yang belum ada saat ini. Sehingga perlu adanya upaya mempercepat perbaikan kualitas ketenegakerjaan, dengan melihat keterbatasan di sisi pemerintah. Perlu kolaborasi dengan lembaga-lembaga pendidikan swasta baik formal maupun informal dan dunia usaha. Yaitu dengan membangun teaching factory atau production based atau pembelajaran berbasis kegiatan produksi, dan pelatihan yang diberikan dalam berbagai sarana.

Keduanya perlu diseleraskan dengan kebutuhan tenaga kerja. Termasuk revitalisasi Balai Latihan Kerja (BLK), agar sesuai dengan kebutuhan pasar. Selanjutnya, memberdayakan lembaga kursus, agar bermitra dengan BLK di seluruh daerah. “Ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja pendidikan rendah,” pungkasnya.

Lihat juga...