Potret Kemiskinan di Sikka, Hidup di Gubuk Reot Mama Teresia Menahan Sakit
Editor: Mahadeva
Sementara Ernawati Tari menyebut, setelah pulang sekolah bekerja mencuci piring dan membantu bersih-bersih di rumah tetangga. Kadang Erna diberi uang Rp2 ribu bahkan bisa mencapai Rp5 ribu. Uang tersebut dipakai untuk jajan saat ke sekolah. “Sehari cuci piring paling satu dua rumah saja. Kadang juga cuci pakaian dan bersih-bersih rumah tetangga,” tuturnya.
Kalau ada yang mau membantu membiayai sekolahnya, Erna mengaku sangat bersyukur. Murid kelas VI SD Inpres Sinde Kabor, Kelurahan Kota Uneng tersebut mengaku masih ingin terus bersekolah. Rumah yang ditempati Teresia dan Erna sang anak, hanya terbuat dari kayu bekas dengan ukuran panjang sekitar tiga meter dan lebar sekitar dua meter. Dinding gubuk tersebut terbuat dari seng dan triplek bekas. Sementara atapnya menggunakan seng bekas yang tindih dengan batu agar tidak diterbangkan angin.

Hanya ada sebuah bale-bale dari bambu di dalam ruangan sederhana tersebut, yang dipergunakan sebagai tempat tidur. Ruangan tersebut juga digunakan sebagai tempat untuk duduk, makan, dan meletakan pakaian. Kehidupan mama Theresia Udju (46) dan Ernawati Tari (12) yang sangat memprihatinkan, membuat tetangga di sekitar rumahnya di kelurahan Kota Uneng, Maumere, selalu turun tangan membantu.
Warga merasa prihatin dengan kehidupan yang dijalani, dan berharap ada pihak berwenang atau siapapun, bisa membantu meringankan bebannya. “Saya mengharapkan pihak-pihak yang berwenang dapat membantu kehidupan mama Teresia teristimewa anaknya Erna,” harap Yance Lia, tetangga mama Teresia.