Ngelancong, Tradisi Leluhur di Kampung Kranggan saat Mauludan
Editor: Mahadeva
BEKASI – Memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Maulid Nabi, digelar dengan beragam tradisi. Sukacita akulturasi agama dan budaya, sangat kental dalam setiap perayaan.
Salah satunya seperti adat yang berlangsung di Kampung Kranggan, Kelurahan Jatirangga, Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat. Di daerah tersebut, ada tradisi sungkeman atau disebut Lebaran Kranggan yang memiliki istilah lain ngelancong.
Minggu (10/11/2019) banyak warga hadir untuk ngelancong ke Kampung Kranggan. Mereka hadir dari berbagai daerah di Jawa Barat dan Jabodetabek, untuk sungkeman ke Kolot Kisan, istilah panggilan hormat ke tokoh di Kampung Kranggan. Uniknya, mereka datang tidak dengan tangan kosong. Pasti membawa barang tertentu, yang kemudian diserahkan ke tokoh tersebut. Kehadiran mereka tidak lain untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau Mauludan.
Kehadirannya juga secara sukarela, tanpa ada undangan khusus ataupun pemberitahuan sebelumnya. Mereka sudah paham, bahwa setiap memasuki bulan Robiul Aawal (Maulud), sudah menjadi budaya di Kranggan dengan ngelancong atau Lebaran Kranggan.

“Adat istiadat budaya di sini, khususnya menyambut Mauludan sudah dilakukan secara turun temurun setiap tahunnya di Kranggan, mereka yang datang ini tidak diundang atau dikasih surat. Semua sudah tahu dan semua yang hadir adalah dasar dari hati nuraninya sendiri,” ungkap Anim Imamuddin, salah satu tokoh masyarakat Kranggan, kepada Cendana News, Minggu (10/11/2019).