Manipulasi Habitat, Era Baru Menjaga Keseimbangan Ekosistem

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

MALANG — Profesor di bidang ilmu hama tanaman Fakultas Pertanian (FP) Universitas Brawijaya (UB) Prof. Dr. Ir. Bambang Tri Rahardjo, S.U., mengatakan, pada umumnya masyarakat, khususnya para petani merasa akan sangat khawatir ketika tanamannya didatangi oleh serangga. Karena mereka seringkali beranggapan semua binatang yang mendekati tanamannya merupakan hama.

Profesor di bidang ilmu hama tanaman Fakultas Pertanian (FP) Universitas Brawijaya (UB) Prof. Dr. Ir. Bambang Tri Rahardjo, S.U, menjelaskan terkait manipulasi habitat, saat ditemui di rektorat UB, Kamis (21/11/2019). Foto: Agus Nurchaliq

Padahal kenyataannya tidak semua binatang atau serangga dapat dikategorikan sebagai hama jika tidak menimbulkan kerugian secara ekonomi. Bahkan beberapa di antaranya memiliki fungsi dan manfaat yang justru bisa membantu pertumbuhan tanaman.

“Serangga-serangga yang datang pada tanaman sebetulnya memiliki tiga fungsi yakni serangga memang sebagai hama, serangga sebagai musuh alami bagi hama, dan serangga sebagai polinator. Bahkan hampir 80 persen tanaman yang berbunga, peran serangga sangat penting untuk meningkatkan produktivitas tanaman,” jelasnya saat ditemui di gedung rektorat UB, Kamis (21/11/2019).

Sayangnya tidak semua petani paham dan mengerti tentang hal tersebut sehingga seringkali melakukan penyemprotan pestisida, yang mati tidak hanya hamanya tetapi juga musuh alaminya.

Jika jumlah musuh alaminya rendah, sementara jumlah hamanya tinggi, maka hama selalu akan menjadi masalah bagi petani.

Penggunaan pestisida inilah senyawa kimia yang sangat mengganggu proses kehidupan di alam. Jika alam ini kemudian tidak dikembalikan fungsinya, maka manusia akan makan bahan-bahan yang tercemar dengan bahan kimia beracun.

Lihat juga...