Kota Padang Jadi Percontohan SDC Atasi Pengangguran

Editor: Makmun Hidayat

Menurutnya, jika melihat kondisi ketenegakerjaan sekarang, terjadi mitmatc (ketidakcocokan) antara pendidikan dan pekerjaan, banyak lulusan kesulitan mencari pekerjaan, sementara pada saat yang sama perusahaan kesulitan mencari tenaga kerja yang dibutuhkan. Hal tersebut bukanlah soal ketidakmampuan dari pencari kerja, namun ketersediaan pekerjaan memiliki peluang yang kecil.

“Mengatasi hal ini Pemko Padang mendorong sekolah-sekolah terutama berbasis kejuruan untuk mulai menciptakan bisnis di sekolahnya masing-masing. Seperti beberapa sekolah ditingkatkan SLTA yang kita dorong untuk membuat mal sehingga dapat menjadi usaha bagi siswanya,” terang Mahyeldi.

Ia berharap, dibentuknya tim SDC dapat dapat mengidentifikasi kebutuhan industri, mengembangkan program pelatihan, serta memfasilitasi penempatan tenaga kerja. “Sehingga bisa mengurangi angka pengangguran di Indonesia terutama di Kota Padang,” tegasnya.

Sementara itu, Senior Advisor Bappenas Bidang Ketenagakerjaan, Bambang Warsito Adi, mengatakan, program SDC bertujuan meningkatkan kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan industri dalam meningkatkan keterampilan tenaga kerja sesuai kebutuhan pasar di masing-masing daerah.

“SDC ini nantinya melibatkan tiga unsur pemangku kepentingan yang dikenal dengan istilah ‘ABG’, yakni unsur A yaitu melibatkan dari unsur akademis di sektor pendidikan, B yaitu ‘Business‘ di dunia industri, dan G yaitu ‘Government‘ yaitu pemerintah daerah,”. Jika unsur ini kita padukan maka kami optimis angka pengangguran di daerah dapat berkurang,” jelasnya.

Di sisi lain, Perwakilan Balai Latihan Kerja (BLK) Padang, Syarif Hidayat, mengatakan, peserta yang mengikuti Sosialisasi dan Pembentukan Tim Skill Development Centre (SDC) berjumlah 50 orang berasal dari unsur akademisi, perusahaan, pemerintah/lembaga.

Lihat juga...