Harga Daging Ayam di Lamsel, Naik

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Naiknya harga daging ayam di Lampung Selatan, menyebabkan turunnya jumlah permintaan. Para pedagang pun mengeluh, karena omzetnya menurun.

Sumiati, pedagang sayur keliling asal Desa Sukaraja, Kecamatan Palas, Lampung Selatan (Lamsel), mengaku sudah tidak berjualan daging ayam sejak dua pekan lalu. Harga daging ayam yang naik dari Rp30.000 menjadi Rp45.000 per kilogram, membuat permintaan masyarakat menurun.

Sebelumnya, Sumiati biasa membawa ayam dalam kondisi hidup dan sudah dipotong. Namun sejak harga naik, membuat para pelanggannya beralih ke komoditas lain, seperti ikan laut, tahu dan tempe yang lebih murah.

Menurutnya, lauk alternatif menjadi cara sejumlah ibu rumah tangga untuk berhemat, dan memiliki kandungan gizi yang tidak kalah dengan daging ayam.

“Tingkat daya beli masyarakat yang menurun, ditambah harga jual sejumlah komoditas lain yang juga naik, membuat pedagang sayur menjual jenis lauk dan kebutuhan untuk memasak yang terjangkau,” ungkap Sumiati, saat ditemui Cendana News, Sabtu (2/11/2019).

Maman, pedagang ikan keliling atau pelele asal Desa Rawi, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, saat menjual dagangannya, Sabtu (2/11/2019). -Foto: Henk Widi

Kenaikan harga ayam pedaging juga diakui oleh Lina dan Triyono, suami istri pedagang ayam pedaging di Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan.

Lina menyebut, kenaikan harga ayam pedaging sudah terjadi pada level peternak. Sebelumnya, harga ayam hanya Rp30.000 per ekor dengan berat 2 kilogram, kini naik menjadi Rp45.000 per kilogram.

Menurutnya, banyaknya masyarakat yang melangsungkan hajatan, membuat harga ayam pedaging meningkat. “Selain permintaan tinggi, kenaikan harga pakan unggas jadi pemicu harga daging ayam naik sejak level peternak,” papar Lina.

Lihat juga...